Rabu, 20 September 2017

Kaulah Embunku



Untukmu yang selalu ku rindukan
Duhai belahan jiwaku
Kekasih hatiku
Ku nanti Engkau dengan penuh ketulusan
Dengan berjuta impian dan harapan
Yang ingin segera ku wujudkan

Ah...!!!
Rasa rindu yang semakin dalam ini
Menghadirkan berjuta khayalan dalam benakku
Begitu banyak impian yang ingin ku raih bersamamu
Karena denganmu
Ku yakin aku mampu
Mewujudkan impianku yang sederhana itu

Ya... !!! 
Sederhana
Karena inginku bukanlah rumah mewah dengan harta yang berlimpah
Bukan juga emas permata yang menyilaukan dunia
Yang ku inginkan hanyalah rumah sederhana
Yang di dalamnya kita sama-sama tertawa, menangis, bercanda, suka, dan duka
Rumah yang dipenuhi dengan kejujuran dan rasa saling percaya
Serta rumah yang selalu ada aku, kamu, dan anak-anak kita nantinya

Sayang....
Rasa ini begitu indah
Bahagia ini terasa begitu menakjubkan
Hingga tak mampu aku melukiskannya dengan kata-kata
Dan tak pernah pula aku membayangkannya sebelumnya
Bahagia itu,,, saat aku melihat dirimu ada di setiap aku membuka mata

Duhai kekasihku
Calon imamku
Kehadiranmu ibarat embun di pagi hari
Yang suci dan menyucikan
Adanya kamu membuat hatiku seakan dicuci bersih
Bersih dari semua peristiwa kelam yang selalu menghantui batinku
Juga bersih dari pandangan-pandangan miring tentang sosok laki-laki dunia
yang pernah sangat aku benci keberadaannya

Karenamu,,,, 
Hidupku jadi penuh makna
Karena dirimu,,,
Hatiku jadi penuh dengan cinta
Dan karena hadirmu,,,
Jiwa ini tak terasa hampa
Karna Engkaulah embunku
Yang suci dan menyucikan batinku

Dariku
Calon pengantinmu ^_^

Minggu, 30 Juli 2017

Bahagia Itu Sederhana



Bahagia itu sederhana...
Sesederhana aku memiliki kamu,,, kamu,,, dan kamu
Sahabat-sahabatku

Lihatlah!
Lihatlah kita sekarang!
Lihatlah keceriaan yang ada di sekeliling kita!
Canda dan tawa yang selalu menghiasi setiap kebersamaan kita
Akan menjadi kenangan terindah yang tak kan pernah bisa aku lupakan selamanya

Memiliki sahabat seperti kalian
Membuat aku merasa seperti menemukan warna baru dalam kehidupanku
Sebentuk keceriaan yang tiba-tiba hadir menyapa jiwa
Memberikan kehangatan dan sentuhan rasa kasih sayang

Kita mungkin sama-sama pernah memiliki masa lalu yang kelam
Sama-sama pernah merasakan pahitnya sebuah hubungan
Yang berakhir dengan kekecewaan
Tapi kini,,,,
Kita tak lagi sendirian
Kita bersama
Aku, kamu, dan dia
Akan selalu ada dan menjadi kita

Yuk Friends!
Kita mulai memaafkan masa lalu
Karena masa lalu tak akan pernah bisa kita ubah
Yang kita bisa lakukan sekarang hanyalah
Menata masa depan kita
Karena dalam masa depan itu
Akan selalu ada aku, kamu, dan dia
Itulah kita
SAHABAT

Kita akan selalu menjadi sahabat selamanya kan?



Dari sahabatmu yang selalu mencintaimu ^_^

Sabtu, 16 Juli 2016

Ada Cinta di Hatiku



Ketika cinta kembali datang menyapa
Rasa sayang yang telah lama terpendam akhirnya muncul ke permukaan
Meruntuhkan dinding-dinding pertahanan yang tlah sekian lama membendung harapan
Kenangan pahit, penyesalan, dan pengharapan yang tlah terkubur dalam, ikut menyertai
Wae ije wasseo?

Ingin kutepis,,, ingin kubungkam,,, ingin kuhancurkan saja
Karna tak mungkin rasa ini sama dengannya
Karna tak mungkin lagi ada cinta di hatinya
Saat lukanya masih jelas terlihat di ingatanku

Wahai kau cinta,,,
Izinkan aku menyimpan rasa ini sekejap saja
Hingga nanti aku menyerah dan mengikhlaskan segalanya
Dan jika saat itu tiba
Aku kan pergi seperti angin,,,
Menghilang seperti buih di lautan
Kan kubawa semua rasa ini,,,
Tenggelam bersama kenangan pahit kita dulu
Hingga tak ada lagi luka di hatimu

Rabu, 02 Maret 2016

Teruntuk Waktu





Jakarta, 12 Juli 2015

Untuk Waktu dan Anakku
di Tempat engkau tumbuh dan berkembang

Wahai anakku


Maafkan bapak nak.....
Maafkan bapak......
Maaf.......
Ingatkah kamu, sesaat dulu...
Sesaat kamu masi kecil dulu, saat kamu juara disetiap perlombaan di kala dulu. bapak mu ini bangga nak, bapak bahagia, walau cerita ini dan kenangan ini hanya dapat bapak ketahui dari ibumu.
sungguh bapak bangga, dirimu telah menjadi berbeda dari bapakmu
maafkan bapak yang terlalu keras dan lelah mengayuh gerobak roti untuk keluarga, namun terlupa akan indahnya waktu bersamamu nak.
Melewatkan masa indah tumbuh dan berkembangmu. 
Maafkan bapak nak.....
Maafkan bapak.....
Maaf....


Ingatkah kamu sesaat masa remaja mu
saat kamu telah mencoba berpikir dewasa, saat kamu mencoba hal-hal baru untuk buatmu jadi tau akan dirimu.
maafkan bapak nak, sudah tak sewajarnya bapak selalu keras dan marah kepada dirimu nak, sudah tak sewajarnya bapak memukul dan menjadikan rumah sebagai tempat tak nyamanmu.
bapak sendiri tak tahu untuk apa dan kenapa harus marah
bapak sendiri tak tahu untuk apa dan mengapa bapak harus keras
Bapak tak pernah punya waktu untuk mengenalmu
mengertilah kekhawatiran bapak nak, mengertilah...
bapak telah lebih keras lagi hidup dijalanan, sebagai pendorong gerobak roti,
tempaan, caci maki, dan masalah inilah yang membuat bapak keras.
nak, bapak sesungguhnya ingin lemah lembut, nak saat itu bapaklah yg minta tolong kepadamu
lembutkanlah hati bapak, bersabarlah dengan bapak, terimalah bapak
Maafkan bapak nak.....
Maafkan bapak....
Maaf....

Ingatkah saat kamu mengutarakan cita-citamu
saat kamu mengutarakan keinginanmu, mengutarakan rencana kedepanmu
nak, sesungguhnya bapak terharu
sesungguhnya bapak merasa bahagia
merasa bangga
dan juga,......
khawatir
akankah bapak bisa memenuhi keinginanmu??
nak, menjual roti saja sudah tak seberapa
bapak harus menjaga lahan parkir
untuk mobil-mobil yang kelak engkau tumpangi, semoga
maafkan bapak, apabila bapak tak pernah dirumah
bukan karena bapak tidak mau, namun bapak ingin kelak kamu bahagia
mengertilah nak, janganlah engkau tolak
pintaan pijit dari tanganmu, sesungguhnya pijitan inilah yang memberi pertanda dan kekuatan bapak di esok hari kelak
bapak tau keikhlasanmu dari kerasnya pijitan nak, bapak tau amarahmu dari pijitan nak, tapi tak mengapa, bapak akan selalu ikhlas memenuhi mimpimu nak
maafkan bapak yang selalu mengganggu mu di waktu sibuk persiapanmu
tapi bapak mohon
pijitlah nak
pijitlah badan yang menua karena jalanan, dinginnya malam, dan kerasnya kehidupan
mohon mengertilah
Maafkan bapak nak....
Maafkan bapak...
Maaf....

Ingatkah kamu dengan ibumu??
ah~~~ dasar wanita itu.
Ibumu adalah wanita cantik yang sesungguhnya terperangkap dalam rupa yang tak seberapa
ibumu adalah indah dalam kelamnya kehidupan bapak
ibumu adalah harapan
ibumu adalah semangat
ibumu adalah kebahagiaan
terima kasih nak, kamu tak pernah melanggar dan menjaga perasaan ibumu
terima kasih nak, selama ini telah mau memperhatikan ibumu, merawat ibumu dalam sempitnya waktu yang bapak miliki
maafkan bapak nak, yang tak memiliki daya lebih,
dan menjadikan ibumu ikut membanting tulang
menjadi buruh cuci serabutan
maafkan bapak, disaat terakhir ibumu
bapak berada di jalanan,
mencoba peruntungan, yang sesungguhnya kehadiran bapaklah yang ibumu inginkan
maafkan bapak nak, apabila di saat terakhirnya pun bapak tak menangis
bukan lah karena bapak tak ingin
namun pria yang kala itu 58 tahun ini tak tau caranya
melampiaskan kesedihan yang teramat mendalam
hingga, menangispun bukan sebuah jawaban
Maafkan bapak nak.....
Maafkan bapak....
Maafkan.....

nak, sungguhpun bapak bangga
apa yang bapak usahakan kini telah tercapai
kemapanan dirimu lah menjadi salah satu tolok ukurnya
namun,
kenapa kamu semakin jauh nak.
bukannya bapak sedih atas pernikahanmu, setidaknya
temani bapak nak, temani bapak menghadapi hari-hari ketidak mampuan bapak
hari lelah bapak
teknologi yang seharusnya memudahkan, adalah menjadi sebuah alasan
agar dirimu semakin jauh dari bapak
nada dering yang khas dari ponsel pemberianmu bagaikan nyanyian dirimu di kala dulu
pertemuan bapak dengamu semakin rumit, bagaikan seorang rakyat bertemu pejabat
harus perlu kabar, harus perlu janji
nak ini bapakmu, bukan bawahanmu atau orang-orang penting di kantormu
hanya seorang bapak, Nak
hubungilah bapak walau sesekali
jenguklah bapak walau sesekali

Nak, pada saat ini, kehidupan semakin sulit
terlebih bagi seorang lelaki tua berumur 67 tahun ini
dunia serasa semakin cepat, tak pernah ada yang melambat
bus kota, mobil, motor, semua semakin cepat
bukan hanya sekali dua kali bapak di caci maki akibat kelambatan bapak
namun kaki ini tak pernah bisa lagi dipercepat
pegalnya, rasa sakitnya
tak tahukah dunia ini, bahwa kaki ini sudah dimakan waktu
tak bisakah mereka memahami bahwa mata ini, telinga ini telah merapuh?
berbicara pun terpatah patah, napas tersengal sengal
tak biasakah dunia ini bersabar untuk bapak?
tak jarang bapak terbangun di tengah malam
merintih dan menangis
setelah mimpi buruk yang menghantui bapak
menangis dalam sendiri dan menyadari
dimana bagaimana dirimu kini
nak sesungguhnya bapak lelah

Maafkan bapak nak....
Maafkan bapak...
Maaf....
jangan terkejut nak, bila nanti
dirimu menjumpai bapak
tergantung ditemani tali tambang
dan scearik surat yang bapak tulis ini
di sudut kusen kamar reot yang terkelupas temboknya
lelaki 67 tahun ini kesepian, kesakitan, dan tak tahan terhadap derasnya waktu kehidupan
bapak telah lelah
nak semoga engkau menemukanku dan suratku
semoga nak
semoga saja
semoga dirimu mengunjungiku
semoga................


by:__Pandaongeng__



------------------------------ANDAI SATU HARI TAK HANYA 24 JAM--------------------------------------


*dipersembahkan untuk ayah yang sibuk bekerja dan tak pernah melihat buah hatinya
*dipersembahkan untuk buah hati yang telah lupa akan kerasnya kehidupan ayah di jaman dulu
*andaikan satu hari lebih dari 24 jam, ayahmu akan memeiliki waktu untuk merangkulmu


Selasa, 01 Maret 2016

Cintaku Padamu,,, Cukup Aku Yang Tau



Cinta,,,
Satu kata indah yang penuh makna, penuh misteri
dan tak kan pernah ada yang bisa mengukur kedalamannya di dasar hati
Ia hadir tak pernah terduga
Tak kan pernah memberi tanda-tanda
Dan akan terus masuk,,, semakin marasuk ke relung hati dan jiwa

Apakah benar kau cinta???
Saat hati tlah tertutup cahaya,,,
Saat semuanya terasa gelap,,,, tak bertenaga
Kau hadir,,,
Kau datang membawa kekuatan indah
Memberikan warna
Menyegarkan rasa

Sekeping hati yang kau bawa itu
Begitu indah,,, begitu mempesona
Begitu penuh dengan kilauan cahaya kebahagiaan
Begitu penuh pengharapan yang entah sampai kapan kan tetap pendirian
Begitu banyak keinginan yang entah sampai kapan hanya menjadi khayalan

Apakah ini hanya ilusi,,, ataukah anganku semata???
Di saat cinta itu begitu terasa indah ,,, begitu penuh pengharapan
Di saat itu juga ada kekecewaan yang terukir jelas di hadapan
Aku cinta,,, tapi ku tak bisa terima cinta
Aku rindu,,, tapi ku tak bisa ungkapkan rasa itu

Cinta dan rinduku ini,,, cukup aku yang tau :) 

Minggu, 14 Februari 2016

Jenazah Akibat Ngipri Monyet





Demi kenyamanan dan keamanan nara sumber maka karakter-karakter dalam kisah ini saya samarkan namanya, terima kasih sebagai perhatian

Alkisah pada tahun 1982 lalu di sebuah desa kecil di kota Gunung Kidul, Yogyakarta. Ada seorang anak yang cukup terpandang dan kaya raya, memiliki banyak usaha dan kebun pisang di beberapa tempat. Bahkan halaman rumahnya yang luas tak luput digunakan untuk perkebunan pisang. Sang anak kita sebut dengan solihin. Alkisah sang anak mendapati ayahandanya berpulang ke Rahmatullah. maka upacara pemakaman pun dilakukan. Sanak family dikumpulkan beberapa diantaranya berasal dari rantauan nun jauh dari kampung halaman. Sebagai anak tunggal maka sudah menjadi kewajiban agar menyiapkan upacara pemakaman secara mandiri. Pak ustadz dipanggil sebagai tetua dan pemimpin upacara.

nampaknya upacara pemakaman tidak berlangsung secara lancar. hujan besar disertai angin kencang memaksa pemakaman ditunda, belum lagi tergenangnya liang lahat. Bahkan liang lahat tergenang bak sumur yang deras, setiap dikuras selalu kembali penuh. Pompa air sudah difungsikan sebagaimana mestinya, namun air masih menggenang. Solikhin nampak gelisah dan bingung ada apa gerangan. Melihat solikhin kebingungan pak ustadz mulai menangkap kegundahannya. Didekatinya solikhin

"Nak tenang saja, kita doakan saja ya nak" Tutur pak ustadz

"Tapi aneh pak, kenapa tidak lancar" Timpal Solikhin

"Nanti malam, bapak jelaskan nak" Jawab pak ustadz 

"Memang ada apa pak" Tutur sang anak bingung

"Nanti malam saja bapak jelaskan" Jawab ustadz

Hujan pun berhenti, sang anak tak lupa mengucap syukur, liang lahat pun sudah kering tak tergenang air. Maka jenazah pun diangkat dan diantarkan ke pemakaman. saat akan diturunkan, keanehan pun terjadi lagi. Liang lahat ternyata terlalu pendek, padahal tadi sudah di ukur dengan seksama. maka kembali di panjang liang lahat, namun saat diturunkan masi pendek lagi, dan kemudian di panjangkan lagi. Begitu terus berulang-ulang, namun masi kependekan. Akhirnya dengan berat hati jenazah pun di kebumikan dengan keadaan kakinya di tekuk.

Malam harinya sebagai  penyempurnaan upacara pemakaman, maka dilakukan tahlilan. menjelang tahlilan usai sang ustadz mendekati solikhin. 

"Nak nanti jangan kaget ya kalau kalau ada sesuatu yang janggal" Kata pak ustadz

"Loh kenapa pak ustdaz" Tanya solikhin kebingungan

"Nanti malam kalau jenazah balik lagi jangan kaget" Kata pak ustadz

"Kok gitu pak?" Tanya solikhin makin bingung

"Begini nak, dulu bapak kamu demi kemajuan desa ini, bapak melakukan ritual menuntut ilmu Ngipri monyet, setiap malam bapak kamu melakukannya alhasil desa ini dan kamu sekeluarga jadi sesukses ini, namun ada pengorbanannya, bapak kamu jenazahnya tidak diterima di bumi dan langit" Tutur Pak ustadz

"Terus bagaimana Pak ?" Tanya solikhin

"Sudah tenang saja nak, nanti murid-murid bapak dateng, nanti kita kebumika lagi" Jawab pak ustadz

Malam makin mencekam, murid-murid pak ustadz berdatangan, jam sudah menunjukan pukul setengah 12. murid-murid pak ustadz membacakan lantunan Al-Quran yang merdu. hujan turun rintik-rintik. benar-benar mencekam malam itu, kami semua menunggu kalau-kalau bapak solikhi kembali lagi. Peralatan kubur sudah disiapkan agar penguburan lagi dilakukan dengan cepat.

tepat pukul 12 malam, bau anyir darah terhirup. dan benar saja tiba-tiba terdengan suara GEDEBUK. sebuah benda berat jatuh begitu saja, arahnya dari halaman belakang rumah yang dipeuhi kebu pisang. 

Semua berlari keluar, dan menghambur ke arah kebun belakang rumah dan Benar Saja,

Didapati SETANDUN PISANG KEPOK, BEWARNA EMAS, BESAR DAN MANIS.


Jadi barang siapa yang ingin membeli pisang
tersebut silahkan menghubungi saya di
nomer bebas pulsa: 1-800-88-88-88

pin BBM 3342112
Pisang Goreng 20rb
Keripik pisang 10rb
Baju pisang 5rb
Bagi yang mau COD dapat langsung ke rumah
Bebas ongkos kirim untuk pemesanan 20 kg

PISANG PISANG YUK DIBELI PISANG
BELI BELI DIBELI DIBELIIII


HAHAHAHA, JANGAN SERIUS SERIUS BACANYA, CUMA BUAT BERCANDA...HAHAHHAHA KENA DEH HAHAHA

Jumat, 12 Februari 2016

Petualangan Tiga Sekawan (Bagian Akhir)



~~ KUMPUL KEMBALI ~~

Hari ini merupakan hari yang sangat membahagiakan bagi ketiga sahabat itu. Mereka sudah siap dan segera pergi meninggalkan istana baru. Tujuan mereka sekarang adalah desa mereka. Chandra membuka kembali peta yang ia simpan dalam sakunya.
“Aku pikir, desa tempat kita itu masih sangat jauh dari sini”, kata Chandra sambil melipat kembali peta itu dan menyimpannya dalam saku.
“Kira-kira berapa hari perjalanan?” tanya Tonny.
“Dua hari”, jawab Chandra singkat.
“Ah... cukup melelahkan juga”, Putri ikut-ikutan bicara. Mereka terus berjalan dan ketika tiba di sebuah sungai, mereka minum sepuasnya.
Malam itu mereka kembali bermalam di goa yang ada di dekat sungai, sebelum mereka melanjutkan perjalanan. Dan keesokan harinya, mereka kembali melanjutkan perjalanan.
“Chandra, apakah kamu yakin jalan ini benar?” Putri mulai ragu. Chandra melihat peta yang dipegangnya.
“Aku rasa, jalan ini benar. Lihatlah ini, tidak jauh dari sini ada sebuah bukit. Kita terpaksa mendaki bukit itu”, Chandra menjelaskan.
“Aneh yach, waktu kita pertama kali masuk hutan, rasanya kita tidak pernah melewati bukit”, Tonny menjadi heran.
“Aku tidak tahu itu. Tapi aku yakin, desa yang ada pada peta ini adalah desa tempat kita”, kata Chandra meyakinkan.
“Baiklah, aku juga meyakininya. Sekarang cepat, kita harus melajutkan perjalanan”. Tonny mengajak kedua temannya berangkat.
Ketika sudah tiba di kaki bukit, mereka duduk sejenak. Putri memijat-mijat kakinya.
“Ah... aku sudah capek. Apakah perjalanan kita masih ajuh?” tanya Putri.
“Tidak juga”, jawab Chandra singkat.
“Aku jadi terfikir, bagaimana perasaan kakek dan nenek setelah dia tahu kita tersesat”. Tonny berbicara sambil pandangannya menerawang jauh.
“Iya, tidak terasa sudah satu minggu lebih kita berada di hutan ini”, Chandra menjadi sedih. “Siapa mengira kita masih hidup”. Chandra mematahkan ranting yang ada di dekatnya.
“Iya, aku rasa mereka pasti heran jika melihat kita kembali”, Putri menimpali.
“Yach sudah, ayo kita lanjutkan perjalanan”, ajak Tonny. Sudah setengah hari merka berjalan. Namun, desa yang diharapkan masih belum kelihatan. Tapi, mereka tak putus asa sampai akhirnya, sebelum matahari terbenam, desa yang diharapkan sudah kelihatan.
“Hei, lihat. Kita susdah hampir sampai”, Putri berteriak kegirangan. Dia mempercepat langkahnya.
“Iya, lihat pohon kelapa itu”, kata Tonny. Dia juga sangat senang. Ketiga anak itu bahagia. Ternyata jalan itu mengantarkan mereka ke kebun milik Kakek Tonny. Anak itu saling mendahului. Mereka berlari-lari hingga memasuki kebun itu.
Di kejauhan tampak kakeknya sedang memetik kacang panjang. Mereka tertawa senang dengan hampir serentak mereka memanggil kakeknya. Namun kakek itu tidak mendengarnya.
“Kek, Kakek”. Putri kembali berteriak. Kali ini kakeknya menoleh. Alangkah kaget dan herannya kakek itu melihat ketiga cucunya. Tonny dan Putri berlari-lari mendapatkan kakeknya. Mereka saling berpelukan. Chandra hanya tersenyum sambil memperhatikan kedua temannya itu. Pikirannya melayang ke kota. Ia teringat pada kedua orang tuanya. Rasa rindu mulai menghantui dan itu membuat ia merasa sedih.
Malamnya, rumah Kakek Tonny ramai dipenuhi oleh teman-teman Tonny dan Chandra. Mereka ingin mendengar cerita tentang petualangan ketiga temannya itu. Tonny, Chandra, dan Putri dengan senang hati menceritakan apa yang telah terjadi.
“Wah, kalian tidak tahu, kami menunggu kalian sampai sore”, kata Bobby.
“Benar nich?” Putri bicara setengah bercanda.
“Iya, Put. Kamu tahu, Budi sangat sedih karena sampai matahari hampir terbenam kalian belum juga pulang”, Hendra membenarkan. Budi hanya tersenyum.
“Sejak kapan kamu pandai bersedih, Bud?” Tonny mulai bercanda.
“Eh.... kamu nggak tau. Dia sedih karena Putrinya juga ikut tersesat”, Bobby menimpali.
“Enak aja kamu bicara”. Putri mulai berang.
“Maaf, Put. Aku hanya bercanda. Itu aja kamu marah”. Bobby berkata sambil tersenyum.
“Iya, Put. Jangan suka marah nanti cepat tua”, Chandra ikut-ikutan bicara. Mereka akhirnya tertawa. Malam ini adalah malam pertama ketiga anak itu dapat berkumpul kembali dengan teman-temannya. Mereka begitu gembira dan akhirnya malam itu menjadi malam yang sangat menyenangkan. Apalagi dihiasi oleh bintang dan bulan, yang memperindah suasana malam.
Serasa bagai mimpi, karena akhirnya mereka dapat berkumpul dengan teman-temannya kembali. Pengalaman dan kenangan yang dialaminya selama dalam hutan, dianggapnya sebagai sebuah petualangan.



**** THE END ****