Jumat, 05 Februari 2016

Petualangan Tiga Sekawan (Bagian 1)


By on 01.46


~~ RENCANA LIBURAN ~~

Angin bertiup sepoi-sepoi menyegarkan suasana. Cuaca begitu cerah, dengan hawa udara yang sangat panas. Hari ini adalah hari yang sangat dinanti-nantikan oleh anak-anak sekolah. Karena hari ini adalah hari pembagian raport.
Begitu juga dengan sekolah SLTP N 1 Pontianak. Hari ini para siswa sudah tidak sabar ingin melihat hasil ulangan mereka. Bermacam-macam pertanyaan muncul di hati. Bagaimanakah raport saya?, tinggikah jumlahnya?, naik kelaskah saya? Itulah pertanyaan yang selalu muncul dan jawabannya ada pada pukul 07.00 nanti.
Chandra, seorang siswa kelas 2 sedang duduk di teras kelas sambil memperhatikan teman-temannya yang asyik bermain. Wajahnya kelihatan murung. Dia bingung untuk menghadapi liburan panjang ini. Tiba-tiba seorang temannya datang menghampirinya. Chandra tidak menyadari bahwa temannya sudah berdiri di belakangnya.
“Hei Chandra, ngelamun ya....” sapa temannya yang ternyata bernama Tonny.
“Oh.... kamu, Ton. Saya kira siapa. Bikin kaget orang aja”, kata Chandra. Tonny tersenyum.
“Kamu kenapa sih Chan. Kok, kelihatan murung. Lagi sedih yach?”. Tonny bertanya heran.
“Nggak apa-apa. Aku Cuma lagi bingung nich” jawab Chandra semakin membuat Tonny penasaran.
“Bingung, bingung apa. Apakah karena kamu takut hari ini nggak dapat juara yach?” Tonny mulai mengejek sohibnya itu.
“Enak aja kamu bicara. Aku gak pernah mikirin tentang juara kok,” kata Chandra membela diri.
“Lantas kenapa dong, kok kamu nggak mau cerita ama aku, apa yang menyebabkan kamu demikian?” Tonny bertanya dengan nada serius.
“Makanya kalau nanya orang, tanyalah dengan serius. Jangan suka mengejek. Bikin kesal aj,” Chandra kesal. Sedangkan Tonny hanya tersenyum kemudian Chandra melanjutkan kata-katanya. “Sebenarnya aku lagi bingung, mau kemana liburan ini. Kalau di sini terus nggak happy dong”, Chandra menjelaskan.
“Oh.... mikirin tentang liburan, pantas wajahnya kayak jeruk nipis” Tonny mulai bercanda lagi.
“Brengsek kamu, Ton. Bukannya nolongin, eh.... malah ngejek orang aja taunya”, Chandra semakin kesal.
“Maaf dech, Chan. Aku kan Cuma bercanda. Masa iya kamu marah.” Tonny berkata sambil tersenyum. “Kurasa kamu nggak perlu mikirin masalah liburan. Dimana-mana aj kita bisa liburan kok. Yang penting sekarang ini kita main sama mereka itu” kata Tonny sambil menunjuk teman-temannya yang sedang ngumpul di halaman. Chandra menggeleng-gelengkan kepala.
“Aku nggak mau, kamu itu sich yang dipikirin bukannya liburan. Eh.... malah main aja” kata Chandra tambah kesal.
“Okelah, aku kalah. Aku punya saran nich gimana kalau kita liburan di desa nenekku. Yach.... sekali-sekali liburan di desa nggak ada salahnya kan!” kata Tonny setengah berseloroh. Chandra berfikir sesaat. Dia agak bingung. Kemudian dia mengangguk tanda setuju.
Tak lama kemudian lonceng berbunyi. Para siswa berlari-lari menuju Aula. Di sana mereka berkumpul menunggu raport yang akan dibagikan. Tak lama kemudian terdengar kepala sekolah berbicara. Para siswa mendengarkan dengan seksama. Kemudian Bapak kepala sekolah memanggil nama-nama yang mendapat juara umum dari satu sampai tiga.
“Anak-anak, Bapak sangat senang melihat hasil ulangan kalian semester ini. Tidak ada yang tidak naik. Untuk tahun ini 100% kalian naik semua. Dan Bapak akan menyebutkan nama-nama yang menjadi juara umum 1 – 3 untuk semester ini. Bagi yang namanya dipanggil harap maju ke depan untuk menerima hadiah. Untuk juara umum ketiga diraih oleh Nanda Nabika kelas 1E, juara umum ke-2 diraih oleh Budi Setiawan kelas 1A. Dan juara umum untuk tahun ini diraih oleh .... “ Pak Hermanto sebagai kepala sekolah menghentikan pembicaraannya, sambil melihat tingkah murid-muridnya.
Anak-anak saling pandang karena penasaran. Banyak di antara mereka menyebut-nyebut nama Chandra. Karena anak itu setiap tahun selalu juara. Setelah puas memperhatikan murid-muridnya, Pak hermanto tersenyum lalu melanjutkan kata-katanya.
“Yang menjadi juara umum untuk tahun ini adalah Chandra Wijaya.” Tepuk tangan dari teman Chandra bergema memenuhi gedung Aula yang besar itu. Chandra maju dengan terharu. Setelah raport dibagikan, siswa-siswa dipersilakan pulang ke rumahnya masing-masing setelah mengetahui bahwa liburan panjang kali ini adalah selama 1 bulan.
Ketika pulang Chandra berbarengan dengan Tonny. Mereka masih menceritakan tentang rencana liburannya.
“Ton, kapan kita berangkat?” tanya Chandra.
“Kalau mau, besok juga boleh” jawab Tonny singkat.
“Serius dong, Ton. Kamu itu mau ajak beneran apa main-main sich?” Chandra mulai kelas lagi.
“Iya dech. Rencananya aku mau pergi besok” kata Tonny serius.
“Jam berapa?” tanya Chandra lagi.
“Jam 08.00 pagi” kata Tonny. Chandra mengangguk-angguk tanda mengerti. “Jadi, kau siapkan saja apa yang perlu kau bawa.” Kata Tonny melanjutkan.
“Aku punya usul nich. Gimana kalau kita berkemah di sebuah hutan” Chandra menyarankan.
“Wah, bagus juga tuch. Nanti kita ajak teman-teman di sana. Tapi, apakah kamu punya tenda?” tanya Tonny.
“Kalau soal itu sich nggak masalah. Oke dech, besok aku pergi ke rumahmu pukul 07.00. Gimana....?” tanya Chandra pada Tonny. Tonny mengangguk tanda setuju.
Akhirnya mereka berpisah di persimpangan jalan. Chandra merasa sangat senang. Dia dapat membayangkan bagaimana pengalaman yang dirasanya selama liburan nanti. Dia berlari-lari masuk ke rumahnya.
Ketika malam tiba, Chandra sudah mulai menyiapkan barang-barang yang akan dibawanya besok. Sebelumnya dia telah memberitahukan kepada ibunya. Dan ibunya telah menyetujui. Setelah segalanya siap dan setelah sholat isya’, dia tertidur. Bersama mimpi-mimpi tentang liburan yang akan dihadapinya.




**********

0 komentar:

Posting Komentar