Angin bertiup
sepoi-sepoi menyegarkan suasana. Cuaca begitu cerah, dengan hawa udara yang
sangat panas. Hari ini adalah hari yang sangat dinanti-nantikan oleh anak-anak
sekolah. Karena hari ini adalah hari pembagian raport.
Begitu juga dengan
sekolah SLTP N 1 Pontianak. Hari ini para siswa sudah tidak sabar ingin melihat
hasil ulangan mereka. Bermacam-macam pertanyaan muncul di hati. Bagaimanakah
raport saya?, tinggikah jumlahnya?, naik kelaskah saya? Itulah pertanyaan yang
selalu muncul dan jawabannya ada pada pukul 07.00 nanti.
Chandra, seorang siswa
kelas 2 sedang duduk di teras kelas sambil memperhatikan teman-temannya yang
asyik bermain. Wajahnya kelihatan murung. Dia bingung untuk menghadapi liburan
panjang ini. Tiba-tiba seorang temannya datang menghampirinya. Chandra tidak
menyadari bahwa temannya sudah berdiri di belakangnya.
“Hei Chandra, ngelamun
ya....” sapa temannya yang ternyata bernama Tonny.
“Oh.... kamu, Ton. Saya
kira siapa. Bikin kaget orang aja”, kata Chandra. Tonny tersenyum.
“Kamu kenapa sih Chan.
Kok, kelihatan murung. Lagi sedih yach?”. Tonny bertanya heran.
“Nggak apa-apa. Aku
Cuma lagi bingung nich” jawab Chandra semakin membuat Tonny penasaran.
“Bingung, bingung apa.
Apakah karena kamu takut hari ini nggak dapat juara yach?” Tonny mulai mengejek
sohibnya itu.
“Enak aja kamu bicara.
Aku gak pernah mikirin tentang juara kok,” kata Chandra membela diri.
“Lantas kenapa dong,
kok kamu nggak mau cerita ama aku, apa yang menyebabkan kamu demikian?” Tonny
bertanya dengan nada serius.
“Makanya kalau nanya
orang, tanyalah dengan serius. Jangan suka mengejek. Bikin kesal aj,” Chandra
kesal. Sedangkan Tonny hanya tersenyum kemudian Chandra melanjutkan
kata-katanya. “Sebenarnya aku lagi bingung, mau kemana liburan ini. Kalau di
sini terus nggak happy dong”, Chandra menjelaskan.
“Oh.... mikirin tentang
liburan, pantas wajahnya kayak jeruk nipis” Tonny mulai bercanda lagi.
“Brengsek kamu, Ton.
Bukannya nolongin, eh.... malah ngejek orang aja taunya”, Chandra semakin
kesal.
“Maaf dech, Chan. Aku
kan Cuma bercanda. Masa iya kamu marah.” Tonny berkata sambil tersenyum.
“Kurasa kamu nggak perlu mikirin masalah liburan. Dimana-mana aj kita bisa
liburan kok. Yang penting sekarang ini kita main sama mereka itu” kata Tonny
sambil menunjuk teman-temannya yang sedang ngumpul di halaman. Chandra
menggeleng-gelengkan kepala.
“Aku nggak mau, kamu
itu sich yang dipikirin bukannya liburan. Eh.... malah main aja” kata Chandra
tambah kesal.
“Okelah, aku kalah. Aku
punya saran nich gimana kalau kita liburan di desa nenekku. Yach....
sekali-sekali liburan di desa nggak ada salahnya kan!” kata Tonny setengah
berseloroh. Chandra berfikir sesaat. Dia agak bingung. Kemudian dia mengangguk
tanda setuju.
Tak lama kemudian
lonceng berbunyi. Para siswa berlari-lari menuju Aula. Di sana mereka berkumpul
menunggu raport yang akan dibagikan. Tak lama kemudian terdengar kepala sekolah
berbicara. Para siswa mendengarkan dengan seksama. Kemudian Bapak kepala
sekolah memanggil nama-nama yang mendapat juara umum dari satu sampai tiga.
“Anak-anak, Bapak
sangat senang melihat hasil ulangan kalian semester ini. Tidak ada yang tidak
naik. Untuk tahun ini 100% kalian naik semua. Dan Bapak akan menyebutkan
nama-nama yang menjadi juara umum 1 – 3 untuk semester ini. Bagi yang namanya
dipanggil harap maju ke depan untuk menerima hadiah. Untuk juara umum ketiga
diraih oleh Nanda Nabika kelas 1E, juara umum ke-2 diraih oleh Budi Setiawan
kelas 1A. Dan juara umum untuk tahun ini diraih oleh .... “ Pak Hermanto
sebagai kepala sekolah menghentikan pembicaraannya, sambil melihat tingkah
murid-muridnya.
Anak-anak saling
pandang karena penasaran. Banyak di antara mereka menyebut-nyebut nama Chandra.
Karena anak itu setiap tahun selalu juara. Setelah puas memperhatikan
murid-muridnya, Pak hermanto tersenyum lalu melanjutkan kata-katanya.
“Yang menjadi juara
umum untuk tahun ini adalah Chandra Wijaya.” Tepuk tangan dari teman Chandra
bergema memenuhi gedung Aula yang besar itu. Chandra maju dengan terharu.
Setelah raport dibagikan, siswa-siswa dipersilakan pulang ke rumahnya
masing-masing setelah mengetahui bahwa liburan panjang kali ini adalah selama 1
bulan.
Ketika pulang Chandra
berbarengan dengan Tonny. Mereka masih menceritakan tentang rencana liburannya.
“Ton, kapan kita
berangkat?” tanya Chandra.
“Kalau mau, besok juga
boleh” jawab Tonny singkat.
“Serius dong, Ton. Kamu
itu mau ajak beneran apa main-main sich?” Chandra mulai kelas lagi.
“Iya dech. Rencananya
aku mau pergi besok” kata Tonny serius.
“Jam berapa?” tanya
Chandra lagi.
“Jam 08.00 pagi” kata
Tonny. Chandra mengangguk-angguk tanda mengerti. “Jadi, kau siapkan saja apa
yang perlu kau bawa.” Kata Tonny melanjutkan.
“Aku punya usul nich.
Gimana kalau kita berkemah di sebuah hutan” Chandra menyarankan.
“Wah, bagus juga tuch.
Nanti kita ajak teman-teman di sana. Tapi, apakah kamu punya tenda?” tanya
Tonny.
“Kalau soal itu sich
nggak masalah. Oke dech, besok aku pergi ke rumahmu pukul 07.00. Gimana....?”
tanya Chandra pada Tonny. Tonny mengangguk tanda setuju.
Akhirnya mereka berpisah
di persimpangan jalan. Chandra merasa sangat senang. Dia dapat membayangkan
bagaimana pengalaman yang dirasanya selama liburan nanti. Dia berlari-lari
masuk ke rumahnya.
Ketika malam tiba,
Chandra sudah mulai menyiapkan barang-barang yang akan dibawanya besok.
Sebelumnya dia telah memberitahukan kepada ibunya. Dan ibunya telah menyetujui.
Setelah segalanya siap dan setelah sholat isya’, dia tertidur. Bersama
mimpi-mimpi tentang liburan yang akan dihadapinya.
**********
0 komentar:
Posting Komentar