Tersebutlah pada
suatu waktu terdapat seorang gadis anggun, cantik parasnya lagi indah badannya.
Namanya adalah Nur. Nur dalam bahasa memiliki sebuah arti yaitu cahaya. Adalah nama
yang teramat pantas untuk disandang seorang
gadis se-elok dirinya. Nur bertempat tinggal di sebuah kota kecil yang oleh
orang-orang kota besar sering sebut dengan “kampung”. Dahulu ia tak secantik
saat ini, di “kampung”-nya bahkan ia bak seorang itik buruk rupa. Perkenalannya
dengan gincu, bedak, perawatan tubuh dan semisalnya menjadikan dirinya semakin
terlihat matang dan terlihat cantik. Kini di kampusnya di sebuah kota besar di
selatan pulau jawa, yang sering kita sebut dengan kota pelajar, dirinya menjelma
menjadi sebuah Bunga Kampus. Sebuah kebahagiaan bagi seroang gadis “kampung”
untuk mendapat sebuah sanjungan itu. Melalui perkembangan jaman, media sosial
yang ia miliki hampir tak pernah sepi sanjungan dan pujian. Adalah rembulan,
sebuah gelar sanjungan yang dirinya kini dapatkan. Lelaki manakah yang tak terpikat
keindahan sang rembulan?.
Tersebutlah saat
itu sang gadis sedang berada dalam bus antar provinsi untuk kembali menuntut
ilmu di kota pelajar. Bus yang besar lagi nyaman itu nampaknya cukup lengang. Hanya
segelintir kepala yang terlihat, maka ia dapati duduk sendirian serambi
melemparkan pandangan keluar jendela. Sesekali dirinya mengamati ponsel
miliknya, adalah sebuah media sosial terbaru yang menyita perhatiannya. Beberapa
pemuda terlihat melemparkan pujian kepada dirinya. Sungguh indah nian.
Tak berapa lama
bus terhenti di sebuah perempatan. Didapatinya seorang gadis kecil naik
kedalam. Gadis berkerudung ungu itu nampak sendirian, maka ditawarkan oleh sang
kondektur bus sebuah bangku kosong disebelah gadis rembulan untuk sekedar
menjadi teman seperjalanan. Gadis berkerudung ungu itu nampak elok, ditaksirkan
umurnya belum genap 10 tahun.
“Adik mau
kemana?” dibukalah pertanyaan oleh gadis rembulan
“Saya hendak
menuju Jogjakarta kakak. Hendak bertemu bapak” jawab dirinya
“Lho? Kok sendirian?” lanjut sang gadis rembulan
“Iya Kakak, ibu
saya sedang bekerja, tidak dapat antarkan saya sampai jogja. Hanya bisa
antarkan saya sampai perempatan depan.” Tukas sang gadis kecil
“Namanya siapa
dik?” lanjut sang gadis rembulan
“Nur, nama saya
nur” jawabnya
“Nama kakak juga
Nur dik, kita sama donk” tukas sang gadis rembulan.
Nampaknya suasana
keduanya sudah mulai mencair, tak terlihat lagi ketakutan sang gadis kecil
karena perjalanan sendirinya. Tak terasa percakapan keduanya menghantarkan
waktu berlalu cepat. Tak terasa sudah setengah perjalanan lebih dilalui.
“Suit...suiiiit...suuuuit”
Terdengar sebuah
pemberitahuan dari dalam ponsel sang gadis rembulan, dan kembali lagi ratusan
sanjungan dari para pemuda tampan. Nampaknya sang gadis rembulan telah menjelma
menjadi seorang artis di Dunia Maya, segala macam foto tentang dirinya selalu
mendapat banyak sanjungan. Maka terlihatlah simpul senyum nan elok di ujung
bibirnya.
Gadis kecil yang
sedari tadi duduk disebelahnya tampak mulai tertarik.
“Kenapa kakak,
kok senyum sendiri ?” tanya sang gadis kecil
“Ini lho dik,
kakak dapati banyak kali sanjungan dari media sosial ini” jawab sang gadis
rembulan
“Pantas, kakak
kan cantik” tukas sang gadis kecil
“Makasih, kamu
juga kok dik. Nanti kalau besar juga cantik.” Jawab sang gadis rembulan
“Kakak juga
sering disebut rembulan dik di kampus kakak, sungguh bahagia kali hati kakak
ini. Besok juga adik bakal jadi rembulan juga ya ” Lanjut sang gadis rembulan
“he em, tapi
adik ga mau ah jadi rembulan.” Jawab sang gadis kecil
“Adik maunya
jadi mentari” lanjut sang adik kecil
“Lho kenapa?,
rembulan kan bagus nan indah. Matahari kan menyilaukan” Tanya sang gadis
rembulan keheranan.
Dan sang gadis
kecil menjawab
“Rembulan memang
indah kakak, namun keindahannya dapat dinikmati oleh siapa saja yang memandang.
Setiap mata yang memandang bahkan menyanjungnya. Namun lihatlah keindahan
mentari, setiap yang melihat pasti akan
menundukkan pandangannya. Bukankah cahaya mentari jauh lebih menerangi dunia
ini?”
Dan sang gadis
rembulan terdiam tak dapat berkata.
Ia matikan
ponsel miliknya,kini termenung dirinya dalam diam.
Dan kini ia sadar, sanjungan yang ia dapati
bukanlah sanjungan yang diinginkan.
Nampaknya percakapan dengan gadis kecil inilah
yang akan menjadikan titik balik dirinya di kehidupan kelak.
_by: PANDAONGENG_
suit suit suit,,, rembulan ni ye :P
BalasHapusHU UM.... rembulan...bersinar lagi #gayaromairama
BalasHapus